Catatan Kecil

Hujan

November kembali datang. Seperti biasa, musim hujan selalu menyertainya. Langit November adalah langit yang bernuansa kelabu. Awannya adalah Comulus Nimbus. Anginnya adalah angin Muson Barat yang dingin. Mataharinya adalah matahari yang mengalah pada mendung. Lihatlah langit. Di sana ada gumpalan awan kelabu yang tak tahan lagi untuk segera melepas rintik. Ketika itu udara dingin sudah mengendap di permukaan bumi. angin sudah pula memainkan pucuk-pucuk kelapa. Terkadang deras hingga menerbangkan daun dan ranting. Sesekali petir menunjukkan dirinya. Jika mau sedikit saja menikmati suasana, maka ketika itu engkau akan memeluk diri menghalau dingin, sedangkan hatimu merasa tenang. Indah sekali.Lalu rintik turun. Pada awalnya halus dan perlahan. Lalu tak lama kemudian mereka menyerbu berebut menghantam daun dan tanah. Itulah kiriman Tuhan dari langit. Air yang telah dimurnikan dan dikirim kembali untuk kebutuhan kita. Lihatlah rintik-rintik itu lalu dengarkan iramanya. Perlahan engkau akan merasa terjatuh menuju kedalaman hati. Jika itu terjadi, ku lihat orang-orang melipat tangannya dan termenung nanar menatap air. Mungkin itulah yang dimaksudkan para ilmuwan, bahwa hujan itu sesungguhnya bernyanyi, dan nyanyiannya dapat didengar oleh orang-orang yang tengah rindu. Ketika hujan berhenti, ada lagi keindahan lain. Tanah, rumput dan ilalang mengeluarkan irama yang khas. Hidung tak tahan untuk tidak menghirupnya dalam-dalam. Daun-daun terlihat lega memancarkan hijaunya. Karena tengah November, maka langit langsung bersiap untuk hujan berikutnya. Ini artinya kita mesti bersiap untuk keindahan musim hujan tahap selanjutnya.Maka tak ada alasan untuk tidak mensyukuri hujan. Jikalau hujan menimbulkan banjir dan kerusakan, maka itu sepenuhnya adalah salah kita yang tak bijak mengatur hidup. Jikalau hujan menganggu rencana, maka kitalah yang tak bijak menyusun rencana. Aku sendiri sudah takut untuk mengumpati hujan, karena tak dapat membayangkan ketika Tuhan enggan menurunkan hujan. Kalau itu terjadi, gersang dan menderita hidup ini…

Buat situs web atau blog di WordPress.com

%d blogger menyukai ini: